Menyelami segalanya perlahan,
Sebelum akhirnya melebur dalam kepingan rintik.
Gugur dalan serpihan batu prasangka.
Dulu dan sekarang sudah menjadi masing-masing.
Bilakah mungkin bersinggungan,
Mungkin akan tercipta gempa juga badai dengan merasa saling benar.
Kita telah sama-sama ditikam perasaan, namun enggan saling bercermin.
Kita telah sama-sama lupa pada Erat dan Genggam
yang katanya kemarin menjadi slogan paling nyaring dalam Semesta Ukhuwah.
Ketika rindu ini diam-diam terbunuh cuaca.
Kita terhanyut dan memilih mati dalam keegoisan.
Andai kita mau saling mendengarkan,
Andai kita mau saling memahami lebih dalam.
Andai kita mau saling menatap lebih lama, bercengkrama lebih hangat, dan berangkulan lebih bijak.
Andai....